BI Tingkatkan Stabilitas Ekonomi Lewat Borong Surat Utang Pemerintah

Selasa, 04 November 2025 | 10:30:59 WIB
BI Tingkatkan Stabilitas Ekonomi Lewat Borong Surat Utang Pemerintah

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus menunjukkan langkah strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui serangkaian kebijakan moneter yang agresif dan terukur.

Salah satu upaya utama yang mencuri perhatian adalah pembelian besar-besaran Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, yang nilainya hampir mencapai Rp270 triliun sejak awal tahun 2025. Langkah ini menegaskan komitmen BI dalam memperkuat sistem keuangan Indonesia di tengah dinamika ekonomi global.

Langkah BI dalam Menjaga Stabilitas Moneter

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kuartal IV/2025 bahwa pembelian SBN dari pasar sekunder tercatat sebesar Rp269,97 triliun hingga 30 Oktober 2025. Angka ini termasuk dalam program debt switching dengan pemerintah senilai Rp199,9 triliun.

“Kami mencatat total pembelian hampir mencapai Rp270 triliun hingga akhir Oktober 2025. Ini merupakan salah satu dari empat kebijakan moneter strategis untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

Selain pembelian SBN, BI juga menempuh langkah-langkah lain, termasuk penurunan suku bunga acuan ke level 4,75 persen. Tahun ini, BI telah menurunkan BI Rate sebanyak 25 basis poin (bps) pada bulan Juli, Agustus, dan September, dengan total pemangkasan sejak September 2024 mencapai 150 bps atau 1,5 persen.

Intervensi Nilai Tukar untuk Perkuat Rupiah

Langkah BI tidak hanya berhenti pada pembelian surat utang dan penurunan suku bunga. Bank sentral juga melakukan intervensi aktif untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Di dalam negeri, BI memanfaatkan transaksi tunai, spot, dan domestic non-delivery forward (DNDF). Sementara itu, di pasar internasional, BI menggunakan non-delivery forward untuk meredam fluktuasi nilai tukar yang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi.

Perry menegaskan bahwa kombinasi kebijakan ini dilakukan untuk memastikan transmisi kebijakan moneter berjalan efektif, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan memberikan sinyal positif bagi investor domestik maupun asing.

Ekspansi Likuiditas untuk Dukungan Pasar Keuangan

Selain intervensi nilai tukar dan penurunan suku bunga, BI juga memperluas ekspansi likuiditas moneter untuk memperkuat transmisi kebijakan dan memperdalam pasar uang serta valas. Salah satu indikatornya adalah penurunan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp210,8 triliun sejak Januari 2025, dari posisi awal Rp916,96 triliun menjadi Rp706,1 triliun per 27 Oktober 2025.

Ekspansi likuiditas ini dirancang untuk memperkuat peran pasar sekunder dalam menjaga kestabilan harga dan mempermudah penyerapan kebijakan moneter. Dengan begitu, BI memastikan sistem keuangan tetap tangguh meski menghadapi tekanan global yang cukup signifikan.

Sinergi Kebijakan Moneter dan Fiskal

Keberhasilan strategi BI juga didukung oleh sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal pemerintah. Kolaborasi ini terlihat melalui koordinasi dalam program debt switching dan pembelian SBN, yang membantu pemerintah menjaga keberlanjutan pembiayaan anggaran negara sekaligus memberikan efek stabilisasi pada pasar.

BI juga menekankan pentingnya sinergi untuk memperkuat kepercayaan investor, meningkatkan kedalaman pasar keuangan, serta menjaga kelancaran aliran likuiditas di sektor riil. Langkah ini diyakini mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Dampak Kebijakan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Langkah-langkah BI yang agresif telah diiringi ekspektasi positif terhadap perekonomian Indonesia. Dengan penurunan suku bunga, intervensi nilai tukar, ekspansi likuiditas, dan pembelian SBN, stabilitas sistem keuangan diyakini tetap terjaga. Hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi nasional untuk tetap positif.

Perry Warjiyo menyatakan bahwa kebijakan ini bukan sekadar langkah teknis, tetapi juga bagian dari strategi menjaga kepercayaan pasar dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi investasi dan konsumsi domestik. Dengan demikian, kebijakan BI dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan: BI Tegaskan Komitmen untuk Stabilitas Nasional

Dengan pembelian SBN hampir Rp270 triliun, penurunan suku bunga, intervensi nilai tukar, dan ekspansi likuiditas, BI menegaskan posisinya sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan. Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan bank sentral menghadapi tekanan global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sinergi antara kebijakan moneter BI dan strategi fiskal pemerintah menjadi kunci untuk menjaga momentum ekonomi, menarik investasi, dan memastikan likuiditas mengalir secara optimal. Dengan pendekatan terintegrasi ini, BI optimistis bahwa ekonomi Indonesia mampu bertahan dan berkembang di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.

Terkini