Saham

Rekomendasi Saham Menghadapi Pergerakan IHSG Hari Ini 19 Desember 2025

Rekomendasi Saham Menghadapi Pergerakan IHSG Hari Ini 19 Desember 2025
Rekomendasi Saham Menghadapi Pergerakan IHSG Hari Ini 19 Desember 2025

JAKARTA - Menjelang penutupan pekan, pelaku pasar saham dihadapkan pada dinamika pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dinilai masih belum sepenuhnya stabil. 

Sejumlah analis menilai tekanan jual masih berpotensi muncul pada perdagangan Jumat, 19 Desember 2025, seiring kecenderungan pasar melakukan penyesuaian setelah koreksi pada sesi sebelumnya.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 18 Desember 2025, IHSG tercatat berakhir di zona merah. Indeks melemah ke level 8.618,19 atau turun 0,68 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Sepanjang perdagangan, pergerakan indeks berada dalam rentang 8.730,71 hingga 8.618,19, mencerminkan volatilitas yang cukup terasa di pasar.

Data bursa menunjukkan tekanan jual lebih dominan. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, tercatat 266 saham menguat, sementara 431 saham melemah dan 261 saham bergerak stagnan. Kondisi ini menggambarkan kehati-hatian investor dalam merespons berbagai sentimen yang berkembang di pasar keuangan.

Saham Big Cap Jadi Penekan Indeks

Pelemahan IHSG tidak terlepas dari koreksi sejumlah saham berkapitalisasi besar yang selama ini menjadi penggerak utama indeks. Dari jajaran saham unggulan, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan penurunan terdalam dengan koreksi sebesar 6,11 persen. Tekanan jual juga terjadi pada PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) yang melemah 5,83 persen serta PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) yang turun 4,29 persen.

Selain itu, pelemahan turut dialami oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang terkoreksi 2,83 persen, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melemah 2,56 persen, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) turun 2,56 persen, serta PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang terkoreksi 2,06 persen. Tekanan pada saham-saham tersebut memberi kontribusi signifikan terhadap pergerakan negatif IHSG.

Saham Perbankan Menjadi Penopang

Di tengah koreksi indeks, sektor perbankan justru menunjukkan ketahanan. Sejumlah saham bank besar berhasil ditutup di zona hijau dan menjadi penahan laju pelemahan IHSG. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan kenaikan sebesar 2,49 persen, diikuti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang menguat 1,87 persen.

Penguatan juga terlihat pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang naik 0,80 persen dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang bertambah 0,23 persen. Selain perbankan pelat merah, saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ) juga menguat tipis 0,30 persen, sedangkan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatatkan kenaikan 2,23 persen.

Kinerja positif sektor perbankan mencerminkan masih adanya minat investor terhadap saham-saham berfundamental kuat, khususnya di tengah kondisi pasar yang cenderung fluktuatif.

Analisis Teknis IHSG Masih Rentan

Tim Analis MNC Sekuritas menilai pergerakan IHSG saat ini masih berada dalam fase yang rawan koreksi. Berdasarkan analisis teknikal, IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave 5 pada label hitam.

“Selanjutnya IHSG rawan terkoreksi dahulu untuk menguji 8.464-8.560 sekaligus menutup area gap tipisnya. Namun, worst case (merah), IHSG sudah menyelesaikan wave (1) dan akan terkoreksi cukup dalam ke area 8.000-an,” demikian kutipan dari riset harian MNC Sekuritas pada Jumat, 19 Desember 2025.

Dengan kondisi tersebut, pergerakan IHSG hari ini diproyeksikan berada pada area support di kisaran 8.553 dan 8.493, sementara area resistance diperkirakan berada di rentang 8.714 hingga 8.821. Level-level ini menjadi perhatian utama bagi investor jangka pendek dalam menentukan strategi transaksi.

Strategi dan Rekomendasi Saham Analis

Menghadapi kondisi pasar yang berpotensi terkoreksi, MNC Sekuritas merekomendasikan pendekatan yang lebih selektif dalam memilih saham. Strategi buy on weakness dinilai masih relevan untuk saham-saham dengan fundamental kuat yang telah mengalami penyesuaian harga.

Dalam risetnya, MNC Sekuritas menyarankan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) sebagai pilihan buy on weakness. Kedua saham tersebut dinilai memiliki prospek yang relatif stabil di tengah dinamika pasar.

Sementara itu, bagi investor dengan profil risiko lebih agresif, MNC Sekuritas merekomendasikan speculative buy pada saham PT Sentul City Tbk. (BKSL) dan PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA). Namun, strategi ini tetap perlu dibarengi dengan manajemen risiko yang ketat, mengingat volatilitas pasar yang masih tinggi.

Investor Diminta Tetap Waspada

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh aksi ambil untung serta respons investor terhadap pergerakan saham-saham unggulan. Kondisi ini menuntut kehati-hatian dalam mengambil keputusan investasi, terutama bagi investor jangka pendek.

Analis menilai penting bagi pelaku pasar untuk terus mencermati perkembangan teknikal IHSG serta pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks. Dengan strategi yang tepat dan disiplin, peluang tetap dapat dimanfaatkan meski pasar bergerak fluktuatif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index